Pengendara Keluhkan SPBU Air Pacah, Operator Sebut Kerusakan Pompa
Kompasinfo, Padang - Mentari siang memantul di atas atap merah SPBU Air Pacah, menguapkan aspal dan menguji kesabaran para pengemudi.
Di bawah langit yang terik, deretan kendaraan mengular seperti sungai tak sabar menuju muara, menanti setetes bahan bakar demi melanjutkan perjalanan.
Di antara deru mesin yang sesekali terbatuk, satu‐satunya pompa Pertalite berdiri bagai pemain tunggal di panggung—berikhtiar melayani, namun sepi pendamping. Saudara kembarnya, pompa di sisi berlawanan, terdiam: layar hidup, gagang menganggur, selang tergantung lunglai.
“Sangat disayangkan sekali pelayanan di sini,” keluh J (31), seorang pengemudi yang telah berjam-jam menunggu giliran.
“Seandainya kedua sisi berfungsi, antrean tak sepanjang ini.” Ucapannya melayang, terempas hembusan angin siang yang kering.
Pertanyaan pun melayang kepada petugas berbaju Merah - Putih—wajahnya dilukis peluh, langkahnya terburu. Ia mengakui sebuah kendala tersembunyi di balik bodi besi itu.
“Pompa di sisi sebelah mengalami kerrusakan,” tuturnya lirih namun jelas.
Sejenak, kata‐kata itu menjadi penawar singkat, meski antrean tak serta‐merta surut. Para sopir mengerling arloji atau menajamkan pandang ke ujung barisan, berharap jarum waktu bergerak lebih ramah. Tak satu pun papan informasi terpasang untuk menjelaskan kerusakan; yang ada hanya sunyi di antara klakson sesekali menggema.
Hingga berita ini ditulis, Kami masih berupaya mengumpulkan keterangan resmi dari SPBU Air Pacah tentang kapan pompa sepi itu pulih dan kembali bernapas. Di tepi jalan, aliran kendaraan terus bertambah, menyulam kecemasan: akankah menunggu jadi rutinitas, atau sebatas babak sementara sebelum pompa kedua kembali bernyawa?