Derita Pahit Santriwati: Dugaan Pencabulan di Pesantren Dharmasraya Terkuak
Editor: Redaksi --Selasa, 17 Juni 2025 |
 |
| Foto : Ilustrasi Pencabulan |
Kompasinfo, Dharmasraya – Sebuah kenyataan pahit mencuat dari balik dinding sebuah pondok pesantren di Nagari Koto Ranah, Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya. Puluhan santriwati disebut menjadi korban dugaan pencabulan oleh oknum pengasuh pesantren.
Perbuatan tercela itu diduga berlangsung secara diam-diam, saat dini hari ketika santriwati tengah dibangunkan untuk melaksanakan salat tahajud. Di waktu sunyi itulah, pelaku diduga masuk ke asrama dan melakukan tindakan asusila terhadap para korban.
Tragisnya, tindakan tersebut disebut telah terjadi sejak tahun 2020. Namun semuanya baru terungkap setelah salah seorang korban memberanikan diri membuka suara kepada orang tuanya. Pengakuan itu menjadi titik awal terbukanya tabir gelap yang selama ini terbungkam oleh ketakutan.
Sejak saat itu, informasi pun menyebar. Ternyata, korban tidak hanya satu. Jumlahnya diduga mencapai puluhan.
Masyarakat pun merasa dikhianati. Pondok pesantren tempat kejadian ini berdiri dengan penuh harapan — dibangun dari dana swadaya warga yang ingin anak-anak mereka tumbuh dalam lingkungan berilmu dan berakhlak.
"Kami menitipkan anak-anak untuk belajar agama. Tapi justru mereka disakiti oleh orang yang seharusnya membimbing," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, dengan nada kecewa.
Kini, laporan resmi telah masuk ke pihak kepolisian. Berdasarkan informasi yang diterima, laporan tersebut tercatat dengan Nomor: LP/B/113/VI/2025/SPKT/POLRES DHARMASRAYA/POLDA SUMATERA BARAT, tertanggal 13 Juni 2025.
Langkah hukum menjadi harapan satu-satunya saat ini. Warga dan keluarga korban menaruh harapan besar pada aparat kepolisian untuk mengusut kasus ini secara tuntas, objektif, dan memberikan keadilan bagi para korban yang selama ini memilih diam karena takut dan tertekan.
Hingga berita ini diturunkan, kami masih berupaya menghimpun keterangan resmi dari pihak berwajib. ( Red )